Dalam hidup kita akan sering bertemu dengan ada yang tahu diri dan tidak. Ada tipe orang yang saat kita berikan bantuan atau berikan suatu perbuatan baik, dia akan sangat berterima kasih, dan akan selalu mengingat itu. Sehingga dia akan membalasnya dengan berkali kali lipat. Walaupun bukan dalam bentuk materi, tapi dengan tenaga dan bantuan. Ada juga yang diberikan bantuan, dan mereka malah berpendapat ya emang seharusnya begitu, sehingga mereka keenakan.
Belajar Dan Mengasah Sikap Tahu Diri Pada Pribadi Masing-Masing
Memang pikiran orang ada beragam. Ada banyak cara berpikir orang. Ada orang tanpa harus diingatkan, tanpa harus di kodein, atau di katakan, sudah tahu harus berbuat apa. Sudah tahu harus berbuat apa, sudah tahu diri. Inisiatif. Itu lah yang dibutuhkan oleh orang-orang. Inisiatif yang tinggi. Kesadaran diri yang tinggi. Karena banyak orang yang tidak tahu diri. Yang saat di perlakukan baik, malah merasa enak eh malah keenakan. Sehingga tidak ada lagi rasa tahu diri, atau rasa segan.
Dan ini yang berbahaya. Siapa sih orang yang tidak ingin diperlakukan baik. Otomatis semua orang ingin diperlakukan baik. Ingin di respon baik adanya. Tapi harus seimbang juga. Dengan apa yang sudah anda lakukan. Apa kontribusi anda. Apa yang sudah anda lakukan sampai anda bisa menuntut sesuatu itu. Dengan kata lain jika kita ingin diperlakukan baik, ya kita juga harus bersikap baik bukan. Harus bersikap tulus. Sehingga hal baik akan datang pada kita.
Kan tidak mungkin kita menanam kentang, dan hasilnya wortel. Aneh kan. Jadi sebelum anda menuntut akan sesuatu, berkaca lah dulu. Intropeksi diri dulu, apa yang sudah anda lakukan, apakah pantas anda mendapatkan sesuatu yang baik itu dengan sikap anda seperti itu. Dan penting untuk kita menjadi orang yang tahu diri. Saat ada orang yang berbuat baik pada kita. Bersikap tulus, pasti kita merasa senang dan segan. Meskipun mereka tidak mengharapkan timbal balik, tapi kita harus tahu diri sehingga kita tahu untuk bersikap baik juga pada mereka. Entah dengan cara yang berbeda.