Fase-fase infeksi HIV wajib anda tahu

Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) terjadi dalam beberapa fase yang berbeda, masing-masing dengan karakteristik dan gejala yang khas. Memahami fase-fase ini penting untuk diagnosis, penanganan, dan pencegahan penularan HIV. Berikut adalah penjelasan tentang fase-fase infeksi HIV:

1. Fase Akut HIV (Serokonversi)

Fase ini terjadi segera setelah seseorang terinfeksi HIV dan biasanya berlangsung beberapa minggu. Selama fase ini, virus bereplikasi dengan cepat, dan jumlah virus dalam tubuh (viral load) meningkat tajam. Sistem kekebalan tubuh mulai merespons dengan memproduksi antibodi terhadap HIV.

Gejala Umum:

  • Demam: Salah satu gejala yang paling umum, biasanya disertai dengan kelelahan.
  • Pembengkakan Kelenjar Getah Bening: Terutama di leher, ketiak, atau selangkangan.
  • Ruam Kulit: Biasanya muncul di bagian atas tubuh dan mungkin disertai dengan rasa gatal ringan.
  • Sakit Tenggorokan dan Sariawan: Bisa terjadi di mulut atau alat kelamin.
  • Nyeri Otot dan Sendi: Gejala mirip flu sering dialami.
  • Kelelahan: Sering kali ekstrem dan tidak berhubungan dengan aktivitas fisik.

Gejala-gejala ini sering mirip dengan penyakit infeksi virus lainnya, seperti influenza, sehingga HIV sering tidak terdiagnosis pada tahap ini.

2. Fase Laten Klinis (Asimtomatik)

Setelah fase akut, HIV memasuki fase laten klinis, yang bisa berlangsung beberapa tahun hingga lebih dari satu dekade. Selama periode ini, virus tetap aktif tetapi berkembang biak pada tingkat yang lebih lambat. Pengidap HIV mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali atau hanya mengalami gejala ringan dan tidak spesifik.

Kondisi Sistem Kekebalan:

  • Stabilitas Relatif: Meskipun HIV terus merusak sel CD4, sistem kekebalan tubuh dapat mengkompensasi kerusakan untuk sementara waktu.
  • Viral Load: Biasanya lebih rendah daripada pada fase akut, tetapi virus tetap aktif di dalam tubuh.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun tidak ada gejala yang jelas, individu pada fase ini masih dapat menularkan HIV kepada orang lain.

3. Fase Simptomatik HIV (HIV Simtomatik)

Seiring waktu, tanpa pengobatan, jumlah sel CD4 terus menurun, menyebabkan sistem kekebalan tubuh melemah. Pada titik ini, individu mulai mengalami gejala HIV yang lebih serius dan berkelanjutan, yang sering kali terkait dengan infeksi oportunistik.

Gejala Umum:

  • Penurunan Berat Badan: Signifikan dan tidak dapat dijelaskan.
  • Demam Berkepanjangan: Sering terjadi tanpa alasan yang jelas.
  • Infeksi Oportunistik: Seperti kandidiasis mulut (sariawan), herpes zoster, dan infeksi paru-paru berulang.
  • Masalah Neurologis: Termasuk kebingungan, kehilangan memori, dan perubahan perilaku.

4. Fase AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)

AIDS adalah tahap akhir infeksi HIV, yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh sangat rusak. Diagnosis AIDS biasanya dibuat ketika jumlah sel CD4 turun di bawah 200 sel per mikroliter darah atau ketika individu mengembangkan infeksi atau kanker tertentu yang mengindikasikan sistem kekebalan yang sangat lemah.

Gejala dan Komplikasi:

  • Infeksi Oportunistik yang Parah: Infeksi yang tidak biasanya menyerang individu dengan sistem kekebalan yang sehat, seperti pneumonia pneumocystis, toksoplasmosis, dan meningitis kriptokokal.
  • Kanker Terkait HIV: Seperti limfoma dan Kaposi’s sarcoma.
  • Gejala Berat: Penurunan berat badan drastis, demam berkepanjangan, diare kronis, dan kelemahan.