Ketika seorang balita jatuh sakit, seringkali orang tua cenderung mencari solusi cepat dengan memberikan obat. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua obat aman atau sesuai untuk balita. Ada beberapa obat yang sebaiknya tidak diberikan kepada balita karena risiko efek samping atau kurangnya bukti keamanan dan keefektifan pada kelompok usia tersebut. Berikut adalah beberapa contoh obat yang belum tentu tepat diberikan untuk balita:
1. Aspirin:
Aspirin tidak boleh diberikan kepada balita atau anak-anak di bawah usia 16 tahun, terutama jika mereka sedang mengalami demam atau gejala flu-like. Pemberian aspirin pada anak-anak dapat meningkatkan risiko terjadinya sindrom Reye, yaitu kondisi langka tetapi serius yang memengaruhi hati dan otak.
2. Obat-obatan Batuk dan Pilek yang Mengandung Dekongestan atau Antihistamin:
Obat-obatan batuk dan pilek yang mengandung dekongestan (misalnya pseudoefedrin) atau antihistamin (misalnya diphenhydramine) tidak disarankan untuk balita di bawah usia dua tahun. Efektivitas obat-obatan ini pada balita belum terbukti, dan mereka dapat menyebabkan efek samping seperti kelelahan, reaksi alergi, atau peningkatan tekanan darah.
3. Obat Tidur atau Suplemen Herbal:
Obat tidur atau suplemen herbal yang dirancang untuk orang dewasa sebaiknya tidak diberikan kepada balita. Komposisi dan dosisnya tidak sesuai dengan kebutuhan bayi, dan penggunaan obat tidur pada bayi bisa sangat berbahaya. Suplemen herbal juga tidak diuji keamanannya pada bayi dan tidak ada cukup bukti ilmiah untuk mendukung klaim keefektifannya pada kelompok usia tersebut.
4. Obat-obatan Nyeri Opioid:
Obat-obatan penghilang rasa sakit opioid, seperti kodein atau tramadol, tidak direkomendasikan untuk balita. Opioid dapat menimbulkan efek samping serius, termasuk penekanan pernapasan, kelelahan berlebihan, atau overdosis. Balita juga dapat lebih rentan terhadap efek samping ini karena sistem pernapasan mereka yang masih berkembang.
5. Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS):
Beberapa obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen dan naproxen, dapat diberikan kepada balita dalam dosis yang tepat sesuai petunjuk dokter. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memberikan OAINS kepada balita. Dosis yang salah atau penggunaan jangka panjang dapat meningkatkan risiko efek samping pada saluran pencernaan, ginjal, dan sistem kardiovaskular.
6. Obat-obatan Herbal atau Suplemen:
Pemberian obat-obatan herbal atau suplemen pada balita sebaiknya dihindari, kecuali atas rekomendasi atau pengawasan dokter.